Senin, 21 Februari 2011

Jalur Undangan Masih Membingungkan Guru

Sekolah di daerah masih kesulitan memproses pendaftaran siswa berprestasi melalui jalur undangan di seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri karena kurangnya sosialisasi. Selain itu, penerapan program ini dinilai terlalu mendadak.

Di sisi lain, sejumlah sekolah juga kekurangan tenaga untuk mengumpulkan dan mengolah data siswa, serta kualitas akses jaringan internet tidak stabil. "Padahal, seluruh proses pendaftaran harus melalui internet," kata Kepala SMA Negeri 2 Purwakarta, Jawa Barat, Marseno,


Jumat (18/2). "Informasi tentang jalur undangan pun kami dapat justru dari siswa dan alumni sekolah ini. Kalau Silkan mereka, kami tidak akan tahu," ujarnya.

Ligar, siswa kelas XII jurusan IPA di SMAN 2 Purwakarta, mengatakan, ia menunggu pengumuman sekolah soal jalur un-dangan. "Saya tunggu-tunggu kok tidak ada pengumuman dari sekolah. Ternyata sekolah belum tahu waktu itu," katanya.

Koordinator Bimbingan dan Konseling SMAN 2 Purwakarta, Ihat Solihatin, mengatakan, kurang bagusnya akses internet menjadi kendala dalam memanfaatkan jalur undangan.

Kondisi berbeda justru dialami sekolah-sekolah yang berada di perkotaan. Para guru dan siswa relatif lebih memahami jalur undangan karena informasi yang mereka terima cukup memadai. "Informasi kami peroleh dari perguruan tinggi dan dinas pendidikan," kata Kepala SMAN 4 Bandung Cucu Saputra.

Di SMAN 4 Solo, para siswa juga sudah memahami jalur undangan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). "Untuk sekolah dan siswa yang akrab dengan pemakaian internet, rasanya tidak akan terlalu kesulitan mengisi/onn online. Yang harus diisi juga tidak banyak dan sederhana," kata Kepala SMAN 4 Solo Unggul Sudarmo.

Aji Setyawan, siswa kelas XII-IPA SMAN 4 Solo, mengatakan, sistem ini lebih adil karena siswa bisa memilih program studi dan perguruan tinggi mana pun, serta peluang diterima di PTN lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar