Minggu, 05 Juni 2011

Pemerintah akan Tambah PTN

Pemerintah akan menambah beberapa perguruan tinggi negeri (PTN), terutama di luar Jawa. Penambahan diperlukan karena daya tampung perguruan tinggi masih rendah bila dibandingkan dengan lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA).

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mengatakan, memang tidak semua lulusan SMA/MA tertampung baik di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). "Karena keterbatasan daya tampung dan ada juga lulusan SMA/MA yang memilih bekerja," katanya, akhir pekan lalu.


Maka itu, pemerintah berencana menambah jumlah PTN di Indonesia, sehingga akan lebih banyak lulusan SMA/MA yang bisa menikmati pendidikan tinggi. "Kami prioritaskan PTN baru di daerah perbatasan dan terpencil," ujarnya.

Nah, tahun ini pemerintah akan membangun satu universitas dan satu politeknik di Kepulauan Riau (Kepri), satu politeknik di Sulawesi Utara dan satu politeknik di Kaliman-tan Timur.

Anggota Komisi X DPR Reni Marli-nawati mengatakan, selisih antara jumlah kursi yang tersedia di PTN dengan jumlah lulusan dari SMA sangat besar. Menurut catatannya, jumlah lulusan SMA/MA tahun ini sekitar 1,4 juta. Sementara PTN hanya menyediakan kursi bagi 211.000 mahasiswa baru. "Artinya ada hampir 1,2 juta calon mahasiswa tidak bisa duduk di perguruan tinggi negeri," ujarnya akhir pekan lalu.

Menurutnya, dari 1,2 juta tersebut hanya 30% saja yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta (PTS). Salah satu sebabnya karena biaya pendidikan tinggi yang mahal terutama di PTS ternama. Jadi, diperkirakan ada sekitar 800.000 lulusan SMA/MA yang tak mendapatkan hak mengenyam pendidikan tinggi.

Reni menandaskan, pemerintah harus memperhatikan secara serius masalah ini. Perlu langkah-langkah khusus dari pemerintah guna mengatasi membludaknya peserta lulusan SMA dan MA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar